//pc
//hp
Disdikbud Siak lakukan musyawarah guru mata pelajaran SMP secara daring
Disdikbud Kab. Siak - 04 September 2020, Pukul 09:42 WIB
SIAK, (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak melaksanakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara daring menyiasati Pandemi COVID-19 yang melanda dunia.

Kepala Disdikbud Siak LukmanM.Pd membuka kegiatan tersebut tersebut dengan kerjasama dengan beberapa dosen dari perguruan tinggi yang ada di Riau. Ini untuk memberikan berbagai bentuk solusi atau alternatif pembelajaran yang dirangkum dalam tema "Pola mengajar dan belajar di rumah.

"Harapannya adalah memperoleh pengetahuan, pemahaman dan alternatif pola belajar jarak jauh bagi guru mata pelajaran. Dalam hal ini guru mata pelajaran wajib mengikuti MGMP virtual melalui daring ini," katanya dalam pembukaan kegiatan MGMPvirtual melalui zoom meeting ini.

Narasumber yang digandeng oleh Disdikbud Siak adalah Prof. Dr. Mahdum, M.Pd Dekan FKIP UNRI, Prof. Dr. Alaiddin Koto, MA Ketua ICMI Riau, Dr. Zul Irfan Aziz, M.Si Dosen FKIP UNRI. Ada juga Dendi Satria Buana Provincial Coordinator Tanoto Foundation Riau dan Dr. Syafi’i Ketua PGRI Provinsi Riau.

Sementara penyelenggara kegiatan MGMP Virtual melalui daring adalah Fakhrrurrazi, M.Pd. Dia merupakan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak sekaligus menjadi Host dalam kegiatan tersebut.

Para narasumber berkomitmen untuk bersama-sama mendorong transformasi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dari tatap muka di kelas menjadi pembelajaran jarak jauh baik daring maupun luring. Mereka juga menyampaikan bahwa sudah menjadi keharusan bagi guru-guru dan tenaga pendidikan untuk menguasai Teknologi Informasi seiring dengan dikembangkannya Blended Learning dalam dunia pendidikan.

"MGMP virtual yang diselenggarakan oleh Disdikbud Kabupaten Siak merupakan salah satu tahap dari transformasi tersebut, mari kita sukseskan," ujar Lukman.

COVID-19 telah memberi dampak terhadap berbagai sektor penting kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, sosial dan pendidikan.

Pendidikan merupakan sektor strategis yang terdampak cukup signifikan.

Pandemikini membuat para pelaku pendidikan untuk beberapa waktu tidak lagi bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tidak bisa mengampu secara langsung dengan siswa yang merupakan generasi masa depan bangsa ini. 

Pewarta : Bayu Agustari Adha
Editor: Riski Maruto
COPYRIGHT © ANTARA 2020

Baca juga :

Oleh: L.N. Firdaus

Pensyarah di FKIP Universitas Riau

 

Ramai Guru sudah bergerak (move) tapi sejatinya belum berubah (change). Macam Ikan Kembung juga. Dia hanyut mengikuti aliran massa air kemana mengalir dari hulu ke hilir. Dimana tersangkut, di situ dia terhenti.

Hanya sedikit jumlah Guru macam Ikan Salmon yang sengaja bergerak menyongsong arus perubahan. Guru yang demikian itu tidak pernah terhenti bahkan tidak takut diberhentikan.

Hati dan pikirannya senantiasa risau—memberontak untuk sebuah perubahan sejati. Guru yang terakhir inilah yang pantas mengklaim dirinya sebagai Guru Penggerak.

Kebijakan strategis Merdeka belajar melalui Program Guru Penggerak diharapkan mampu mengguncang minda bawah sadar para Guru Indonesia.

Minda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pusat kesadaran yang membangkitkan pikiran, perasaan, ide dan persepsi, serta menyimpan pengetahuan dan ingatan.

Guncangan itu kelak akan memicu sirkuit will power (Scharmer, 2017)—saklar energi kekuatan dalaman yang seterusnya akan mengaktifkan reaktor transformatif paradigma berfikir Guru.

Tanpa perubahan minda, tidak akan ada perubahan fundamental yang melahirkan inovasi yang disruptif. Thomas Khun menandaskan bahwa revolusi Ilmu Pengetahuan hanya dimungkinkan jika terjadi pergeseran minda (paradigm shift).

Guru Penggerak harus mau menggusur minda lama dan menggantikannya dengan minda baru. Jikalau tak berdaya menggeser lempeng tektonik minda usang itu, maka dia akan tetap tegak sebagai guru yang melapuk (decay teachers) ditelan masa. Seribu tiga ratus enam puluh tahun lalu (656-661M), Ali bin Abi Thalib-salah satu Sahabat Utama Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kepada dunia, “Didiklah anakmu sesuai dengan Zamannya, Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu”.

Sekolah di serata dunia saat ini dinilai telah gagal memberikan pembelajaran (World Bank Report (2018). Disinyalir ada empat punca penyebab kegagalan itu.

Pertama, anak-didik yang tidak memiliki kesiapan untuk belajar. Dimensi ini membutuhkan sosok Guru Penggerak yang memiliki keinsafan untuk terus merevitalisasi fungsinya sebagai motivator, falisitator, dan manager Berkelas.

Kedua, Guru kebanyakan tidak terampil (lack of skills) dan motivasi dalaman untuk menjadi guru yang efektif. Meskipun secara hakiki, tujuan Pendidikan adalah membangun modal insan yang paripurna (learning to be), namun perkara keterampilan guru juga harus diasah lebih tajam (learning to do).

Sigihan McKinsey Intitute (2020) memperlihatkan adanya kesenjangan yang lebar antara keterampilan Guru dan Murid seluruh Dunia.

Perioritas utama penajaman keterampilan Guru pada tahun 2030 harus fokus pada literasi, berfikir kritis, numerasi, kepekaan sosial, komunikasi, kesadaran diri, dan kolaborasi. Sedangkan untuk siswa, harus difokuskan pada keterampilan digital, kreativitas, intra dan interpersonal skills, pemahaman intercultural dan etikal, serta manajemen diri.

Ketiga, input sekolah yang gagal menjangkau ruang kelas atau tidak secara langsung memengaruhi proses belajar mengajar.

Dimensi ini membutuhkan pergeseran minda kepala sekolah dari project-oriented minded ke learning outcome-oriented minded.
Keempat, rendahnya keterampilan dalam manajemen dan tata Kelola (school governance) sehingga tidak secara efektif memengaruhi proses belajar mengajar.

Divergensi fokus sekolah, guru dan keluarga terhadap pembelajaran sesungguhnya dipicu oleh gabungan dua kekuatan kunci, yaitu manajemen teknis dan perkara kekuatan politis pendidikan.

Keberhasilan kebijakan Nadiem Makarim tentang Merdeka Belajar dengan semua derivasi program dan kegiataannya amat sangat ditentukan oleh keberhasilan transformasi Minda Guru.

Terobosan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) melalui kemasan pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon guru penggerak harus dapat meyentuh ke relung hati Guru paling dasar sehingga mencuatkan Open Will, tidak cukup sekedar Open Mind dan Open Heart (Scharmer, 2018).

Tanpa itu, perubahan yang akan dituai hanya bersifat dangkal dan temporer. Ikhtiar itu membutuhkan sebuah keinsyafan Guru dalam memaknai misi mulianya secara hakiki dalam membangun peradaban yang cemerlang. Kalau tak melangkah, pasti kita tak akan pernah sampai di tempat berlabuh.

Wallahualam..

Editor       : Muhammad Ikhsan

SIAK, RIAULINK.COM - Program Bupati Siak, Alfedri yaitu smart city secara bertahap terus diwujudkan di Kabupaten Siak.

Baru ini pemerintah daerah meluncurkan portal 'Siak Bedelau' yang merupakan penerjemahan konsep blended learning system.

Bupati Siak yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Siak, Arfan Usman secara langsung meresmikan portal yang sudah bisa dimanfaatkan bagi pelaku pendidikan di Kabupaten Siak saat ini.

"Sebagaimana kita maklumi bersama, tidak mungkin saat ini kita menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Tentulah hal ini tidak mengurangi semangat para insan pendidik yang kita cintai ini. Atas dasar personal ini muncul ide dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk membuat portal pendidikan yang sejalan dengan konsep smart city," ujar Arfan saat meresmikan portal Siak Bedelau di Kantor Bupati Siak, Kamis (24/9/2020). 

Kegiatan launching Siak Bedelau ini juga mendapatkan perhatian dari Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mulyatsyah.

Dalam sambutannya dia menjelaskan pentingnya gotong royong dalam mencari solusi pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.

"Rasanya penting bagi kita untuk bergotong-royong mencari solusi dalam rangka memenuhi hak-hak belajar anak. Portal pembelajaran ini adalah solusi dalam menghadapi situasi ini. Kabupaten Siak dalam hal ini jauh lebih maju ke depan," tuturnya melalui zoom.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Siak, Lukman menyampaikan dalam metode pembelajaran jarak jauh, portal Siak Bedelau ini bisa menjadi sumber belajar baik untuk siswa maupun tenaga pendidik. Ide membuat portal tersebut lahir sebab perkembangan teknologi yang mengharuskan dunia pendidikan terus berinovasi.

"Kehadiran Siak Bedelau diharapkan menjadi sumber belajar bagi siswa maupun guru," kata Lukman. 

Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Riau, Dendi Satria Buana menyatakan bahwa Kabupaten Siak merupakan daerah yang terdepan dalam inovasi pendidikan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Provinsi Riau.

"Suatu kebanggaan bagi kami bisa bekerja sama dengan Kabupaten Siak dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Selama diberlakukan PJJ Kabupaten Siak masih terdepan dalam urusan inovasi di sektor pendidikan," katanya. 

Dendi juga mengatakan kerja sama dengan Kabupaten Siak tidak hanya di level memberikan contoh praktik baik semata, tapi juga sudah pada keberlanjutan peningkatan kualitas pendidikan oleh mitra.

"Pendekatan yang kami lakukan berlanjut ke technical assistance untuk menyebar luaskan praktik baik yang merupakan program Tanoto Foundation," tutupnya. (Wahyu/***)

Siak- Mengenalkan sejarah bermuatan lokal kepada siswa kelas awal menjadi tantangan yang tidak mudah bagi para guru. Terlebih kondisi pandemi covid-19 saat ini yang mengharuskan siswa belajar di rumah masing-masing. Hal ini tentu semakin mempersulit proses pembelajaran untuk siswa di kelas awal.

Situasi tersebut mendorong Musliadi guru kelas II MI Hubbul Wathan, Sungai Apit, Kabupaten Siak membuat big book digital bermuatan lokal tentang istana Siak.

“Latar belakang kenapa saya memilih membacakan big book bermuatan lokal kepada siswa karena selama ini jarang sekali ditemukan big book yang bermuatan lokal,” ujarnya.

Dia menjelaskan membuat big book digital hanya dengan software sederhana yaitu power point.

“Saya membuat big book digital dengan power point. Yang menjadi catatan penting dalam proses pembuatan big book ini adalah pemilihan jenis dan ukuran font, foto yang mengilustrasikan cerita dan komposisi gambar. Jangan lupa jika mengambil foto menyebutkan sumbernya,” terangnya.

Guru yang mengajar di madrasah mitra Tanoto Foundation ini juga menjelaskan alasannya kenapa mengambil tema istana Siak dalam big book digital yang dibuatnya.

“Saya ingin mengenalkan kepada anak-anak bahwa di Siak ada sebuah tempat bersejarah yang menjadi cikal bakal Kabupaten Siak, yaitu istana Siak.”

Lebih spesifik dia menambahkan tujuan pembelajaran membacakan big book bertema istana Siak ini.

“Tujuan dari membacakan big book tentang istana Siak ini agar anak-anak mengetahui sejarah tentang istana Siak. Selain itu tujuan pembelajaran ini agar anak-anak juga bisa mengetahui benda-benda yang ada di dalam istana Siak.”

Selama pembelajaran, anak-anak sangat menikmati pengalaman baru membaca bersama melalui big book digital. Seperti yang diungkapkan Valdo Attala Ramadhan, siswa kelas II, MI Hubbul Wathan.  

“Kami belum pernah belajar buku besar seprti ini, dan saya belum pernah ke istana Siak. Sekarang saya tahu bahwa di istana Siak banyak tersimpan benda-benda peninggalan kerajaan. Mungkin suatu saat nanti saya kepingin berkunjung ke istana siak bersama orang tua,” tuturnya melalui pesan singkat.

Dia berharap dengan mengenalkan sejarah istana Siak sejak dini akan semakin menumbuhkan kecintaan terhadap Kabupaten Siak. Sehingga tumbuh kembang anak-anak diikuti dengan pengetahuan mereka tentang kejayaan istana Siak.    

Komentar (0)


Silahkan Login Untuk Mengirimkan Komentar