Siak –
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak kembali membuktikan sebagai
salah satu kabupaten paling adaptif dalam implementasi pembelajaran jarak jauh
di Provinsi Riau. Terbaru adalah keberhasilannya menyelenggarakan webinar
tentang permodelan pembelajaran aktif dan kontekstual untuk guru mata
pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, H. Lukman,
S.Sos., M.Pd menyampaikan bahwa webinar ini sebagai tindak lanjut evaluasi
penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh melalui kanal YouTube Siak Bedelau yang sudah berjalan hampir dua bulan.
“Webinar
ini sebagai jawaban atas hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) melalui channel YouTube Siak
Bedelau. Selama diberlakukan PJJ secara online
guru masih nampak kesulitan menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan
menarik. Harapannya setelah melihat permodelan yang diberikan oleh Tanoto
Foundation, para guru bisa terinspirasi,” tuturnya dalam sambutan sekaligus pembukaan
acara webinar, Jum’at,18/09/2020.
Senada
dengan dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak,
Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Riau, Dendi Satria Buana juga
menyampaikan apresiasi atas kesigapan Kabupaten Siak dalam berinovasi selama
PJJ ini.
“Saat
ini Kabupaten Siak menjadi yang terdepan dalam implementasi PJJ di Provinsi
Riau. Kita menyadari bersama bahwa pandemi covid-19 ini menuntut kita untuk
terus berinovasi. Pembelajaran online
yang aktif dan kontekstual merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
memenuhi hak-hak peserta didik,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Dalam
kegiatan ini juga diadakan permodelan pembelajaran aktif dan kontekstual oleh Traning Specialist Tanoto Foundation,
Sasmoyo Hermawan. Dia menjelaskan tentang pentingnya siswa untuk berkreasi
setelah mereka memahami seperti yang disampaikan Ki Hajar Dewantara.
“Pembelajaran
ke siswa seharusnya memenuhi tri “na”
yaitu niteni, nirokke, dan nambahi.
Konsep ini identik dengan pembelajaran aktif yang sedang berkembang saat ini. Niteni artinya siswa harus mampu
mengenali dan menangkap suatu obyek. Kemudian setelahnya siswa harus mampu
meniru atau nirokke dan kemudian
mengembangkan, berkreasi atau nambahi,”
ucapnya saat memberikan materi.
Dia
juga menegaskan pentingnya memberikan pemahaman secara kontekstual pada mata
pelajaran yang diajarkan ke siswa.
“Apa
sih manfaat kita belajar persamaan linier satu variabel dalam kehidupan
sehari-hari? Dengan belajar persamaan linier satu variabel kita bisa menghitung
berapa jumlah masker yang kita distribusikan. Atau kita bisa mengetahui
komposisi kandungan alkohol jika kita ingin membuat hand sanitizer,” jelasnya saat memberikan pertanyaan kontekstual ke
peserta.
Kegiatan
webinar ini mendapatkan respons luar biasa dari para penonton. Webinar yang
awalnya diadakan untuk internal guru SMP di Kabupaten Siak, ternyata di luar
dugaan diikuti oleh ratusan guru dari beberapa kota di Indonesia. Tercatat di
daftar hadir total peserta 671 orang yang terdiri dari berbagai kota di
Indonesia seperti Surabaya, Klaten, Nias, Watampone, Cilegon, Bandung,
Yogyakarta hingga Aceh.